Gurame adalah ikan perairan air tawar yang sudah dibudidayakan. Ikan gurame merupakan ikan air tawar yang berbeda dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Tidak seperti ikan air tawar lainnya, ikan gurame termasuk ikan yang memerlukan perhatian ekstra dalam membudidayakannya. Pemeliharaan ikan gurame untuk mencapai ukuran konsumsi memerlukan waktu yang panjang, sekitar 8 -10 bulan. Oleh karena itulah ikan gurame tergolong ikan yang mahal dikarenakan proses pemeliharaannya tersebut.
Gurame masuk dalam kategori ikan yang diunggulkan oleh perikanan budidaya. Walaupun perkembangannya tidak sepesat ikan air tawar lainnya. Namun, gurame tetap menjadi andalan perikanan budidaya karena memiliki nilai jual yang lebih baik dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Selain itu, gurame juga mudah dalam pemasarnnya.
Pengembangan ikan gurame tidak seperti halnya ikan mas dan ikan nila yang telah memiliki induk unggulan, hasil dari perekayasaan genetic. Namun, seiring dengan banyak berkembangnya para pembudidaya ikan gurame maka beberapa tahun belakangan ini telah dikembangkan untuk menghasilkan bibit unggul ikan gurame. Salah satunya adalah Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi Jawa barat.
Jika dilihat berdasarkan data statistik 2010, perkembangan ikan gurame sudah mencapai ke hampir seluruh Indonesia. Bahkan sentra budidaya ikan gurame tidak hanya terdapat di pulau Jawa tetapi terdapat pula di luar jawa. Berikut ini beberapa provinsi penghasil ikan gurame di Indonesia :
Jawa barat
Jawa barat menduduki peringkat pertama sebagai penghasil ikan gurame pada tahun 2010 yaitu sebesar 12.970 ton. Walaupun angka 2010 masih lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya namun penurunan produksi ikan gurame jawa barat, tidak serta merta menggeser provinsi ini sebagai penghasil utama ikan gurame.
Sumatera Barat
Tahun 2010 adalah tahunnya provinsi sumatera barat terutama karena keberhasilan provinsi ini dalam mengembangkan budidaya ikan guramenya. Tahun 2010, produksi gurame provinsi ini mencapai 10.660 ton. Naik tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 6.510 ton. Produksi sebesar 10.660 ton menempatkan Sumatera Barat sebagai penghasil ikan gurame nomor dua menggeser provinsi Jawa Timur yang pada tahun sebelumnya berada di posisi kedua.
Jawa Timur
Produksi ikan gurame Jawa Timur sebenarnya tidak mengalami penurunan bahkan terjadi peningkatan produksi dibandingkan tahun sebelumnya sehingga tidak dapat dikatakan jika budidaya ikan gurame di provinsi mengalami penurunan. Hanya saja peningkatan produksinya masih kalah dibandingkan dengan Sumatera Barat. Produksi ikan gurame Jawa Timur tahun 2010 adalah sebesar 9.525 ton sedangkan produksi di tahun 2009 sebesar 8.425 ton
Jawa Tengah
Perikanan budidaya air tawar Jawa Tengah berkembang dengan baik. Hal ini terlihat dari perkembangan produksi budidaya air tawarnya yang selalu meningkat. Begitu pula dengan ikan guramenya yang termasuk diunggulkan oleh provinsi ini untuk mengangkat perikanan budidaya air tawarnya. Produksi ikan gurame jawa tengah tahun 2010 adalah sebesar 7.475 ton. Naik sekitar 1.300 ton dibandingkan tahun sebelumnya 2009 sebesar 6.145 ton. Gurame termasuk ikan air tawar ketiga dengan produksi tertinggi di provinsi ini setelah lele dan nila.
DI Yogyakarta
Provinsi ini merupakan provinsi dengan jumlah kabupaten/kota yang tidak banyak. Tapi perikanan budidayanya mampu bersaing dengan provinsi yang memiliki area yang lebih luas. Tengok saja produksi lele, nila dan guramenya yang dapat bersaing dengan provinsi di pulau jawa lainnya. Ikan gurame yang diandalkan provinsi ini produksinya tahun 2010 mencapai 6.031 ton sedangkan tahun sebelumnya sebesar 2.694 ton. Dengan produksinya yang sebesar tersebut provinsi ini berada diurutan kelima sebagai penghasil ikan gurame.
Lampung
Lampung sebenarnya lebih dikenal sebagai penghasil terbesar udang terutama udang vaname karena di provinsi ini terdapat perusahaan yang mengembangkan budidaya udang vaname. Tapi tidak bisa dipandang sebelah mata untuk perikanan budidaya air tawarnya. Gurame pada tahun 2010 produksi mencapai 4.098 ton naik dari tahun 2009 yang sebesar 3.453 ton
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan adalah salah satu kekuatan pulau sumatera sebagai penghasil ikan air tawar perikanan budidaya. Provinsi ini dikenal sebagai sentranya pengahasil ikan patin hasil budidaya. Selain penghasil ikan patin ternyata provinsi ini juga menghasilkan ikan gurame terbesar ketiga di pulau sumatera. Produksi ikan guramenya pada tahun 2010 adalah sebesar 2.518 ton naik sedikit dibandingkan tahun 2009 yang sebesar 2.126 ton.
Masih banyak lagi provinsi yang berhasil dalam mengembangkan budidaya ikan gurame dan tidak hanya terbatas di pulau sumatera dan pulau jawa saja namun sudah menyebar ke Indonesia bagian timur pula. Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara termasuk yang telah membudidayakan ikan gurame. Bahkan di pulau Sulawesi dan Papua juga membudidayakan ikan dengan nilai jual yang cukup tinggi ini.
Teknik budidaya ikan gurame sebetulnya tidaklah sulit namun perlu diperhatikan beberapa hal berikut agar dalam membudidaya ikan gurame dapat berhasil, yaitu :
1. Lokasi
Pilih lokasi dengan jenis tanah liat berpasir yang dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3–5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi dan lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 1–400 m di atas permukaan laut
3. Sumber air
Salah satu syarat utama budidaya gurami adalah air yang bersih. Karena itu hindari pemakaian air yang keruh dan kotor. Sebab jika kotoran itu bercampur dengan pakan, bakal memicu timbulnya bakteri,parasit dan cacing
4. Kualitas Air
Kandungan oksigen optimum yang dapat menunjang pertumbuhan ikan adalah 2 mg/l. Gurami tergolong ikan yang sangat peka terhadap perubahan suhu. Gurami tergolong ikan yang peka terhadap suhu rendah sehingga jika suhu perairan lebih rendah daripada kisaran suhu optimal, gurami tidak akan produktif. Ikan gurami dapat tumbuh dengan baik pada perairan dengan kisaran pH 5–10. Namun pH optimum yang dapat menunjang perkembangan dengan baik adalah 6,5–8,5.
sumber : http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id
No comments:
Post a Comment