Beberapa  jenis kelelawar tetap mampu terbang di kondisi gerimis ringan. Namun  saat hujan semakin lebat, mereka segera mencari tempat perlindungan.  Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Biology Letters  mengungkapkan alasan mengapa kelelawar melakukan itu.
Ternyata, kelelawar harus berusaha lebih keras agar bisa terbang ketika bulu-bulu dan sayap mereka basah.
Dalam  serangkaian penelitian yang dilakukan di Costa Rica, peneliti  mempelajari perilaku kelelawar Sowell (Carollia sowelli) berekor pendek,  spesies kelelawar dari keluarga Phyllostomidae yang umum ditemukan di  sekitar Meksiko, Amerika tengah, sampai ke Panama saat mereka terbang di  penangkaran berukuran luas.
Dikutip dari Science Now,  sesekali peneliti membasahi kelelawar-kelelawar itu dengan air ledeng,  kadang membiarkan kelelawar tersebut terbang berbasah-basah di bawah  curah air hujan.
Dari  penelitian terungkap bahwa kelelawar itu menggunakan energi dua kali  lipat lebih besar saat mereka terbang dalam kondisi basah dibandingkan  dengan jika mereka terbang dalam kondisi kering.
Terbang  pada kondisi hujan juga tidak berbeda. Ini menghapuskan dugaan adanya  masalah mekanik yang diakibatkan oleh tetesan air hujan yang jatuh di  sayap mereka ataupun beratnya tetesan air yang harus mereka tanggung.
Menurut  peneliti, kelelawar basah, sama seperti mamalia lain yang tengah basah,  merasa kedinginan. Untuk itu, mereka perlu bekerja lebih keras agar  tubuh mereka tetap hangat.
Selain  itu, dengan banyaknya air membasahi bulu dan melembabkan sayap mereka,  kondisi basah kuyup juga tentunya membuat kelelawar menjadi tidak  aerodinamik untuk mengudara.
Sumber :
No comments:
Post a Comment